Saturday 19 November 2016

Jangan Tanya Salika!

Heeyyyhhooo bloggyy!

Aku seharusnya gak nulis buat blog tapi nyiapin presentasi ya Tuhaaaaannnn.. draft postingan Jogja Trip aja belum selesai.

Anyways, seperti yang sudah sering terjadi kadang kegundahan hati datangnya selalu di waktu yang random parah. Disini aku mau cerita tentang rasa ke-eneg-anku atas sikap manusia disekitarku.

Dari kecil aku selalu diajarin untuk selalu jujur, ya walaupun sekarang pas udah gede gini kadang masih suka bohong tapi selalu dalam setiap perkataan dan perilaku aku mencoba untuk tidak berbohong atau menipu, tapi parahnya kadang kejujuranku, terutama dalam perkataan, sering membawaku dalam masalah.

Well gak juga masalah sih, tapi lebih sering dipojokkan orang karena ucapanku yang terlalu jujur.

Misalnya nih aku gak suka sama sesuatu, ya aku ngomong, apalagi kalau ditanya tentang pendapat ya aku pasti bilang dengan jujur.

"Salika, bajunya bagus gak di aku?"

kalau kombinasi warnanya gak nyaman di mataku ya aku bakal bilang baju itu jelek.

"Salika, menurut kamu aku nyakitin dia gak sih kalau aku begini?"

Kalau menurut aku perilaku kamu kurang ajar, ya aku bakal bilang kalau kamu salah.

Masalah utama disini adalah kebanyakan orang gak bisa menerima jawaban yang dia gak mau denger, manusia itu cuma mau mendengar apa yang mereka mau denger. Begitu dijawab gak seperti yang di harapin mukanya jadi manyun dan nyinyir di belakang.

Kayak aku dong, nyinyir di blog! pppffftt..

Dan masalah lainnya adalah kadang tanpa diminta aku gatel banget ngasih pendapat yang kadang gak semuanya menyenangkan.

Tapi ya, kenapa sih musti mengharapkan orang untuk berfikiran yang sama dengan apa yang ada dalam fikiran kita.

Kalau misalnya aku pakai baju hijau dengan celana jeans kuning trus aku tanya pendapat temenku dan mereka bilang aku kayak hasil dari perkawinan silang antara Teletubbies LaaLaa dan Dipsy ya aku gak bakal marah, karena aku yang tanya dan kalaupun aku gak tanya dan ada yang memberikan pendapat seperti itu ya terima aja, karna mungkin memang seperti itu, mungkin juga dia bukan satu-satunya orang yang berfikir seperti itu.

Bukannya kritik dan pendapat orang lain itu bisa dijadikan alat untuk bercermin ya?

Okay, fine, ada yang namanya kritik membangun dan ada juga yang menjatuhkan. Tapi kita kan harusnya punya kontrol diri untuk membedakan mana yang baik untuk diri dan mana yang memberi efek buruk and harus let it go.

Mungkin disitu masalah lainnya, kadang manusia itu tidak bisa membedakan mana yang bisa digunakan untuk membangun kualitas diri dan mana yang memang harus tidak dipedulikan.

So far sih aku lebih suka untuk diberi pendapat yang jujur dan tidak diberi banyak gula.

"Salika gendutan banget sih, kurusan napa!"

Itu kritik yang kebanyakan orang kasih ke aku, dan reaksiku?

"huahaha gendut aja banyak yang mau apalagi kurus" sambil kibas bulu kaki.

Aku gak bakal marah, memang kenyataanya aku lebih berat 5 kilo dibanding waktu SMA dulu bahaha! dan memang perlu ada yang mengingatkan untuk aku memperbaiki diri, ntar kalau makin gendut gak ada yang mau lamar aku huaaa!

Contoh lainnya adalah waktu aku masih di akhir tahun kedua kuliah, rasanya aku udah pernah cerita deh. Ada salah satu TEMAN DEKETku bilang gini:

"you should not take that subject, it's pretty hard, your English is very bad, you can't pass that subject."

yang artinya:
"ikam tuh kada usah mangambil mata kuliah itu, kada gampang taulah, Bahasa Inggris ikam tuh kada bagus, kada mampu ikam lulus mata kuliah itu."

Itu pendapat atau kritik? haha aku pun susah membedakannya.

Tapi mungkin ada sebagian orang sakit hati setelah diremehkan seperti itu, tapi waktu itu rasa keselku gak lebih dari satu jam dan itu langsung berubah menjadi motivasiku untuk membuktikan bahwa aku gak sepayah yang dia pikir.

Justru aku berterima kasih karena omongan dia itu menjadi booster buat motivasiku.

Ahh sudahlah, intinya jadi manusia jangan tanya pendapat kalau gak mau denger apa yang ada di dalem otaknya orang lain.

Bhay!