Tuesday, 18 August 2015

Aku, Kahitna, Dirinya (Bagian 2)

Dari SMP aku mungkin bukan anak yang ramah dan pintar bergaul, aku lebih sering terihat seperti anak sombong dan kebanyakan bermimpi. Selain bukan anak yang pinter bergaul aku juga gak pinter-pinter amat dalam pelajaran di kelas, yahh lumayan lah dapet peringkat "tengah-tengah".
Di SMP kelas 1 aku gak punya banyak temen, aku cuma ingat temenan sama Ira, Mita (alm.) dan Risa yang berlanjut sampai SMA.

Aku punya banyak pengalaman di bully selama 6 tahun di SMP dan SMA.

Di kelas 1 SMP aku sempat jadi anak yang sering di ledekin karna suka pake kaus kaki tinggi, ya aku emang cupu parah! haha. Ada juga kakak kelas yang tiba-tiba manggil aku, trus marah-marah ke aku, dia bilang "de, kalau mau aman disini baik-baik sama kakak kelas dek!" aku gak ngerti apa yang di maksud dengan "baik-baik" dan waktu itu aku cuma mangguk aja

Pernah waktu ujian di kelas, hampir semua teman di kelas pada nyontek dan ngebuka LKS di laci, trus ada temen sekelas yang juga sebenernya ngelakuin hal yang sama malah ngelaporin aku ke wali kelas. Gitu kan muna!

Ada juga dulu di kelas 3 sekolahku ngadain peraturan baru untuk semua siswa gak boleh bawa hape berkamera, tapi temen sekelas nekat bawa hape mereka termasuk aku, biasa deh peraturan yang dilanggar oleh lebih dari 2 orang menjadikannya halal hahaha. Tapi betenya, ada siswa cewek yang ngelaporin aku ke guru! bete kan!

Yang paling parah dan paling bikin aku sedih waktu ada beberapa siswa cowok yang ngeledekkin papah. Papah dulu pernah punya warung bakso di kawasan Jalan Cendrawasih. Aku masih ingat banget apa yang cowok itu bilang "Salika, papah kamu yang dorong-dorong gerobak bakso gitu kan, yang bunyi tok tok tok! hahaha.." sedih gak digituin? tapi aku diem. Aku gak malu papah dulu punya usaha buka warung bakso, selama itu halal gak ada alasan buatku untuk malu. Aku cuma sedih, kenapa rasa benci mereka ke aku harus ngerembet ke papah juga.

Dari semua kejadian di kelas 1 SMP aku sadar sebenernya aku memang juga salah, aku dan beberapa teman lain sering juga ngeledekin beberapa temen-temen sekelas, mungkin aja hinaan balik dari mereka adalah balasan buat aku.

Tapi semakin lama semakin aku ngerasa rasa benci mereka gak pernah berkurang ke aku, aku lebih sering sendiri di kelas, dengerin lagu kahitna di waktu istirahat, berkhayal dan bermimpi sendirian.

Aku adalah pemimpi handal dari kecil. Mungkin itu salah satu alasan kenapa ada beberapa dari teman SMP ngejauhin aku. Yang masih aku ingat waktu aku dan 3 orang teman lainnya membicarakan pesta ulang tahun impian mereka, nmendengar kata "mimpi" langsung deh antena unicornku bergerak dan menceritakan ke mereka tentang pesta ulang tahun impianku waktu SMP dulu:
"aku pengen di hotel Bumi Senyiur, dengan tema biru, ada Kahitna nya!"
Dan terihat banget muka mereka semua berubah dan serentak bubar. Dari situ aku sadar bahwa gak semua orang bisa tahan mendengar ocehanku tentang semua mimpi-mimpiku.

Aku memulai semester pertama kelas 1 di SMA13. Tuhan mendengar doaku dengan memberikan semua teman-teman yang baik hati, mimpi buruk di SMP gak pernah terulang begitu parah walaupun sebenanya pernah ada satu kejadian teman terdekatku tiba-tiba ngediemin aku, tapi itu gak lama. Aku akhirnya bisa merasakan pengalaman masa sekolah yang menyenangkan tapi cuma selama 1 semester itu dan aku pindah ke SMA lain.

Di SMA yang baru itu semua keadaan sangat berbeda dan aku kembali di bully. Ada 1 siswa cewek seangkatan yang ngelempar uang di depan mukaku dan 1 kakak kelas yang marah karna spot parkiran favoritnya aku "rebut".

Tapi kelas 2 dan 3 SMA lumaya memberikan beberapa kenangan baik sampai sekarang. Aku kangen masa-masa bekesah dan main kartu di kelas! :')

Dari semua pengalaman di bully, saat-saat SMP lah yang paling berat. Aku sempat ngasih kode ke mama untuk pindahin aku ke SMP lain atau ke SMP di Tarakan tapi mama gak pernah sadar kode-kodeku. Aku masih ingat waktu kelas 2 aku sering pura-pura tidur dan dengerin lagu Kahitna sekencang-kencangnya menggunakan headset, untung gak budek! Kadang aku juga pernah nangis, tapi berusaha untuk tetap terlihat tidur sambil menunduk dan kalau ada yang nanya kenapa mataku bengkak, aku bakal bilang "iya nih, aku tidur tadi.."

Lagu-lagu kahitna yang jadi saksi betapa aku pengen cepat-cepat lulus dari SMP yang aku bilang neraka itu!

Tapi disaat yang bersamaan, Kahitna dan pengalaman dibully selalu menjadi satu kesatuan di otakku. Kahitna adalah lambang cinta, dan cuma cinta yang bisa menghentikan bullying.

Semua pengalaman dibully itu terkadang ngebuat aku sadar bahwa betapa anak-anak seusia SMP dan SMA sangat perlu untuk ditanamkan rasa untuk menyayangi dan mencintai sesama makhluk ciptaan tuhan. Mau jelek atau cantik, jelek atau ganteng, kurus atau gemuk, pintar atau bodoh. Gak pernah ada alasan untuk membenci satu sama lain.

Terkadang aku masih mendengar beberapa teman sekampus dulu memusuhi teman yang lain karna mereka mempunyai sesuatu yang lebih, dan sedihnya aku pun terpengaruh. Aku yang dulunya pernah menjadi korban bullying malah menjadi orang yang membully. Gak lama setelah itu aku gak lagi berkumpul dengan mereka dan aku sadar, menjadi iri gak akan pernah ngebuat kita menjadi lebih hebat ataupun sejengkal lebih baik dari orang yang kita bully.

Sesuatu yang sampai sekarang masih sering kulanggar adalah berbahagia untuk kebahagiaan orang lain. Ikut berbahagia saat melihat teman yang lain berbahagia. Jangan pernah merasa iri ataupun dengki dengan senyuman orang lain. Selalu bersyukur dengan apa yang kita miliki dan jadikan rasa iri itu menjadi energi positif untuk memotivasi diri mendapatkan apa yang belum kita dapatkan.

Terkadang mereka yang envy sangat tidak senang melihat yang lain senang. Bayangkan semua orang di sekitar kita bersedih, apa kita masih bisa tersenyum? Bayangkan kita sekarang berada di salah satu negara konflik, penuh dengan perasaan kalut, sangat susah melihat mereka yang berbahagia, gak bakal ada lagi yang bisa kita iri-kan, bukan? Jadi berbahagialah saat orang lain berbahagia, ikut bersyukur dengan apa yang mereka punya, jangan sampai tuhan menggunakan caraNya membuat kita berhenti untuk sirik.

Siapapun yang baca postinganku hari ini, suatu saat nanti kalian akan menjadi orang tua, aku sangat memohon kepada kalian calon mama dan calon papa untuk bersikap sensitif terhadap semua kata-kata anak terutama yang berhubungan dengan sekolah dan teman-temannya. Orang tua kadang tidak tahu seberapa besar potensi yang ada di dalam diri anak yang bakal mati gitu aja akibat bullying.

Kahitna adalah mimpi besarku yang pertama. Aku bermimpi untuk bisa nyanyi bareng mereka, kerja bareng mereka. Aku bahkan bermimpi untuk menikah dengan Hedi Yunus dari aku SMP sampai sekarang! Lagu-lagu Kahitna adalah teman yang membawaku untuk tidur di kelas saat aku melarikan diri di tengah rasa sedih gak punya teman.

Kahitna adalah sesuatu yang mengingatkanku dengan mimpi masa kecilku dan juga sesuatu yang selalu menjadi pengingat betapa kuatnya Salika kecil dulu.





Love,
Salika Nebula.

"Tapi disaat yang bersamaan, Kahitna dan pengalaman dibully selalu menjadi satu kesatuan di otakku. Kahitna adalah lambang cinta, dan cuma cinta yang bisa menghentikan bullying."