Friday 30 March 2012

bernyanyi dan menari dalam duniaku


Hidupku seperti...
Bernyanyi!

Saat aku bernyanyi aku nyanyikan laguku
Aku nyanyikan apa yang ingin aku nyanyikan
Aku ikuti melodi hatiku
Aku nikmati tiap alunan lagu itu

Setiap kata, kugerakkan bibirku untuk bernyanyi
Setiap irama, kugerakkan lenganku untuk menggapai angkasa
Setiap nada, kuterbangkan alam pikiranku untuk terbang bebas

Aku ikuti kemana lagu itu membawaku
Kupejamkan mata dan Kugerakkan tubuhku untuk bergerak mengikutinya
Kubiarkan kakiku menghentak membuatku terbang lebih tinggi

Kutarik dalam udara disekitarku
Kuresapi dan kurasakan kebebasan
Kubiarkan airmata mengalir
Aku bahagia dalam laguku
Aku adalah seorang putri dalam tarianku
Kunyanyikan lagu dari sudut hatiku

Aku berputar
Bibirku tak berhenti menyanyikan laguku
Musik seolah menjadi sayap buatku
Ku buka mata, dan kulihat angkasa indah

Aku kembali bernyanyi
Terus menyanyikan lagu hatiku
Menikmati nada dan irama
Melodi membawaku jauh ke dalam duniaku
Dan aku tahu, aku terbang
Terbang mencapai apa yang ingin kucapai

Saturday 24 March 2012

"Perpisahan"


Hmm sebenernya aku lagi gak mood unuk nulis, mata masih sembab baru bangun tidur, rambut masih kayak hantu, suara masih parau dan hidung meler karna pilek.

Mungkin sebagai empunya blog, aku ini terlalu rajin. Gimana enggak coba, aku bisa aja ngepost tulisanku dalam waktu yang sangat dekat. Rajin banget kan aku?. Yah hari-hariku di Malaysia banyak aku habiskan di kamar, di atas tempat tidur sambil mangku laptop biru kesayanganku. Daripada aku keluyuran gak jelas lebih baik aku nulis, kan?

Hmm aku mau cerita. Mengeluarkan isi pikiranku tepatnya.

Banyak sekali orang yang takut untuk menghadapi sebuah perpisahan. Aku lah orang yang paling gak akan pernah siap dengan yang namanya perpisahan. Ah, sebagai manusia terlalu banyak hal yang aku takutkan.

Sebenernya bukan hanya berpisah dengan seseorang saja yang bisa membuatku terluka, tapi berpisah dengan hewan kesayanganku, barang-barangku, maupun kamar yang jarang aku tiduri pun bisa membuatku terluka. 

Entah aku ini terlalu sensitive atau apa, tapi semenjak aku berpisah dengan orang tuaku untuk hidup sendiri di Malaysia aku menjadi lebih sensitif.

Sewaktu aku pindah kesini aku berpisah dengan semua hal yang sudah “mendarah”. Aku berpisah dengan mama papaku, adikku, sepupuku, kucingku, kamar kakak sepupuku, kamar biruku yang jarang aku tiduri, sahabat, dan pacar (ok, hubungan itu entah kemana sekarang).

Berpisah dengan semua itu membuatku harus mulai lagi membiasakan diri untuk hidup tanpa mereka. Aku harus menemukan kehidupanku sendiri, meninggalkan kebiasaan yang telah terlalu terbiasa sebelumnya. Gak ada lagi mereka yang bisa membantuku mengangkat kepalaku untuk menghadapi hari, gak ada lagi teman setiaku di rumah saat semua orang sibuk dengan kegiatan masing-masing, gak ada lagi tempat cozy yang bisa aku gunakan untuk melakukan apapun yang aku mau, gak ada lagi PS yang biasa menyatukan aku dengan sepupuku.

Intinya, aku takut untuk berpisah karna aku takut gak bisa melepas rasa terbiasa yang aku sudah rasakan dalam waktu yang lama. Aku takut gak bisa mendapatkan kenyamanan dalam hati yang sama seperti saat sebelum adanya perpisahan tersebut.

Berpisah dengan orang yang telah lama terbiasa bersama juga akan menimbulkan luka yang dalam, dimana aku gak akan bisa untuk sembuh dan terbiasa tanpa seseorang tersebut. Itu yang membuatku terkadang takut untuk memiliki sebuah hubungan yang terlalu jauh dengan seseorang. Karna aku takut suatu hari nanti akan berpisah.

Berpisah dengan seseorang memang akan aku alami. Aku tahu itu. Karna gak ada manusia yang akan hidup selamanya. Dan selamanya bisa untuk bersamaku. Tapi selama masih dalam dunia ini, kenapa harus ada perpisahan?

Entah kapan aku bisa untuk memanipulasi pikiranku saat aku harus berpisah dengan seseorang.

Sampai kapanpun, perpisahan akan menjadi sesuatu yang menakutkan buatku.

Dan luka itu terlalu dalam untuk bisa lekas sembuh.




















backsound: Bila Kuingat (Lingua)
Bila kuingat senyum manismu
Takkan habis waktu melamun
Bila kuingat canda tawamu
Takkan habis waktu berangan

Ingin kumiliki hari selamanya
Berdua denganmu selamanya
Bukan hanya angan yang kelamaan

Bila kuingat janji manismu
Kutunggu sampai malam meninggalkanku

Semoga bukan angan yang kelamaan

Berandai..... 




(Ngejalanin hari-hari bareng kamu disini sebagai "teman seperjuangan" seperti yang kamu bilang, mungkin akan sangat menyenangkan. Aku mau! Mau banget! Tapi, kamu bakal ninggalin aku tahun depan. Tahun depan! Setahun itu sudah cukup membuatku sangat sangat sangat terbiasa bareng kamu. Lukanya bakal dalem banget, lho! Gimana aku bisa nyari pengganti kamu untuk bisa nemenin aku di 3 tahun sisa masa kuliahku selepas kamu pergi? Gimana dengan perasaanku? Kamu tau itu, kan? Kamu selalu berfikir segala sesuatu yang ada dalam otakku itu terlalu berlebihan, tapi ini yang aku rasakan. bukan sesuatu yang dilebih-lebihkan!)

Friday 23 March 2012

ada mereka diantara aku dan kamu..


Good morning! Jumat pagi yang cerah. Semangatku ON! : D

Hmm.. pagi-pagi aku terbangun karena silau panas sinar matahari dari balik jendela udah mulai menyengat. Aku memang gak pernah tidur dengan tirai yang tertutup sempurna. Setiap malam aku tidur sambil memandang keluar jendela, itu rasanya seperti langit itu adalah bagian dari kamarku. Yah, walaupun jarang sekali untuk bisa melihat bintang di kota Damansara.

Di kupingku masih tersangkut headset ipod, semalaman lagu Diva Gianina non-stop! Itu ngebuat aku kembali teringat dengan hubunganku. Yah, hubunganku dengan seseorang disana yang sebenernya belum tuntas.

Ketika hati ini tetapkan pilihan,
adakah kuasa diri tuk coba abaikan?
Selalu kukatakan, engkaulah yang terjaga.
Dalam setiap langkah kau tuntun mimpiku.
Meski waktu datang dan berlalu,
kau takkan lekang dan terganti.
Selamanya...

Dia adalah seseorang yang pernah aku ceritakan dalam blog ini sepanjang 4 halaman. Dia yang dulu selalu aku banggakan. Dan kita yang dulu selalu saling menguatkan.

Banyak alasan yang gak akan pernah bisa aku ceritakan untuk hal ini. Terlalu sulit dimengerti untukku.

Kehilangan dia selama setahun lebih itu bukan hal yang bisa aku lalui begitu saja, banyak air mata yang aku korbankan untuk membuat hatiku lega. Dan sekarang semua telah kembali seperti yang aku dambakan. 

Bukan salahku jika perasaan ini mulai hilang...

Selama aku di Malaysia, aku selalu berfikir buat apa aku punya hubungan dengan seseorang yang ternyata sama buruknya dengan dia yang sebelumnya?

Aku ingin jalan maju. Bukan jalan di tempat ataupun jalan mundur.

”aq gk bza kalo bgini truz, mungkn ntar ada saatx aq mengambil kputusan itu, ini smua kn yg u mau, n ni jga krna u kn yg ngebuat aq bgni, tnang aja tinggal maslh waktu aja tuk smua ni trjadi

Dan ternyata kamu juga memikirkan untuk mengakhiri ini. Aku bisa apa sekarang?

“Law emank dde pngn putus dr kaka yaudah de putusin aja kaka. Kaka akan lbh sakit lg law qta bgni. Dde truz2 boong ma kaka, gk jujur ma kaka, n law bgtu truz malah bkin pkiran kaka jd negatif. Kaka gk tau lg hruz gmana”

Biarlah, aku membiarkan kamu untuk sendiri dulu. Untuk mengembalikan semua perasaan itu.

Perasaan antara kamu dan aku.

Bukan antara  aku-keluargamu-bapakmu-SAHABATMU-kamu.




OK. Semangat hari ini harus tetap dijaga! Ini udah Jumat dan bentar lagi Senin. Itu artinya aku bakal mulai kelas lagi dan ketemu temen-temen di kelas IEP. Yaaayy!! Kangen!! : D










Backsound: Pergi Saja (Geisha)
terima kasih tuk luka yang kau beri
ku tak percaya kau tlah begini..
dulu kau menjadi malaikat di hati
sampai hati kau telah begini..

break...


Seperti yang pernah aku ceritakan sebelumnya, kamu itu pernah benar-benar aku sayangi dari beberapa tahun lalu. Kita membangun sebuah hubungan, gagal, kembali lagi, dan mulai gagal lagi.

Kamu gak pernah tau betapa aku dulunya sangat menyayangi kamu. Kamu menyia-nyiakan aku, kamu membiarkanku dinilai sebagai cewek pengemis cinta kamu. Wow betapa bangganya kamu waku itu.

Dan sekarang saat kita kembali bersatu, saat semuanya menjadi lebih baik, saat keluargamu sudah berfikir (sedikit) positif tentang aku, perasaanku memudar.

Oke, untuk masalah ini aku yang salah, tapi bukan hanya aku yang ada di hubungan ini. Ada kamu dan aku. 

Dan kamu juga punya andil yang sama dengan memudarnya perasaanku ini.

Kamu tau, aku berharap kamu itu tetap seperti malaikatku yang dulu. Yang selalu melindungiku dari apapun hal buruk yang bakal orang lain timbulkan atau bahkan yang akan kamu sendiri lakukan. Aku kangen kamu yang ‘sempurna’ dimataku dulu.

Sekarang, saat semua telah kembai seperti semula. Keadaan yang aku dambakan. Namun kenapa kamu bukan kamu yang dulu. Aku gak pernah berharap punya seorang kekasih yang seperti itu.

Kamu tau, aku kecewa. Oke, disini aku juga salah. Kita sama-sama salah. Tapi biarlah aku membela diriku disini. Terlalu banyak kesakitan yang udah kamu ciptakan dalam hubungan ini. Dari kepura-puraanmu dulu, pikiran buruk keluargamu, keburukan sifatmu sekarang sampai dengan mudahnya kamu bilang orang tuamu mau menikahkanmu dengan cewek lain.

Hey! I’m still your girl!

See, dengan kata lain orang tuamu belum bisa membuka mata mereka untuk aku, kan?

Dipikir deh, seandainya mereka udah sadar dengan adanya aku di samping kamu sekarang seharusnya mereka gak akan punya niat untuk itu.

Orang tuamu pengen cepet-cepet kamu punya keluarga? Oke aku persilahkan. Karna aku gak mungkin untuk bisa mendukung keinginan mereka itu. Satu-satunya cara untuk membuat keluargamu senang ya dengan membiarkanmu pergi ninggalin aku.

Aku gak mungkin untuk ada di hubungan itu. Hey! I’m still 18 y.o! how come i can be a wife and a mother for a daughter or a son! Aku punya banyak cita-cita untuk hidupku dan keluargaku.

I’ll never let you go if it never be happened!

Sudah terlihat kan betapa keluarga kamu gak pernah sadar dengan posisiku!

Aku bukan siapa-siapa untuk keluargamu. Dan gak akan pernah jadi siapa maupun apa.

Mereka gak pernah mengharapkan aku untuk menjadi pendampingmu beberapa tahun kedepan!

Biarlah hubungan ini terhenti sementara. Berharap perasaan itu akan kembali dan menyatukan cita-cita kita.

Aku gak pernah melihat ini di mimpiku, bahkan dipikiranku.

Yang kutahu, berpisah denganmu adalah titik yang akan kucapai nanti. Nanti. Saat aku dan kamu di ujung usia. Saat tuhan mengakhiri garis jodoh kita. Setelah anak-anak kita bahagia..








backsound: Aku Masih Sayang (Yana Julio)
Aku masih cinta
sirnakan ragumu..
Aku masih sayang
dengarlah cintaku..