Saturday, 24 March 2012

"Perpisahan"


Hmm sebenernya aku lagi gak mood unuk nulis, mata masih sembab baru bangun tidur, rambut masih kayak hantu, suara masih parau dan hidung meler karna pilek.

Mungkin sebagai empunya blog, aku ini terlalu rajin. Gimana enggak coba, aku bisa aja ngepost tulisanku dalam waktu yang sangat dekat. Rajin banget kan aku?. Yah hari-hariku di Malaysia banyak aku habiskan di kamar, di atas tempat tidur sambil mangku laptop biru kesayanganku. Daripada aku keluyuran gak jelas lebih baik aku nulis, kan?

Hmm aku mau cerita. Mengeluarkan isi pikiranku tepatnya.

Banyak sekali orang yang takut untuk menghadapi sebuah perpisahan. Aku lah orang yang paling gak akan pernah siap dengan yang namanya perpisahan. Ah, sebagai manusia terlalu banyak hal yang aku takutkan.

Sebenernya bukan hanya berpisah dengan seseorang saja yang bisa membuatku terluka, tapi berpisah dengan hewan kesayanganku, barang-barangku, maupun kamar yang jarang aku tiduri pun bisa membuatku terluka. 

Entah aku ini terlalu sensitive atau apa, tapi semenjak aku berpisah dengan orang tuaku untuk hidup sendiri di Malaysia aku menjadi lebih sensitif.

Sewaktu aku pindah kesini aku berpisah dengan semua hal yang sudah “mendarah”. Aku berpisah dengan mama papaku, adikku, sepupuku, kucingku, kamar kakak sepupuku, kamar biruku yang jarang aku tiduri, sahabat, dan pacar (ok, hubungan itu entah kemana sekarang).

Berpisah dengan semua itu membuatku harus mulai lagi membiasakan diri untuk hidup tanpa mereka. Aku harus menemukan kehidupanku sendiri, meninggalkan kebiasaan yang telah terlalu terbiasa sebelumnya. Gak ada lagi mereka yang bisa membantuku mengangkat kepalaku untuk menghadapi hari, gak ada lagi teman setiaku di rumah saat semua orang sibuk dengan kegiatan masing-masing, gak ada lagi tempat cozy yang bisa aku gunakan untuk melakukan apapun yang aku mau, gak ada lagi PS yang biasa menyatukan aku dengan sepupuku.

Intinya, aku takut untuk berpisah karna aku takut gak bisa melepas rasa terbiasa yang aku sudah rasakan dalam waktu yang lama. Aku takut gak bisa mendapatkan kenyamanan dalam hati yang sama seperti saat sebelum adanya perpisahan tersebut.

Berpisah dengan orang yang telah lama terbiasa bersama juga akan menimbulkan luka yang dalam, dimana aku gak akan bisa untuk sembuh dan terbiasa tanpa seseorang tersebut. Itu yang membuatku terkadang takut untuk memiliki sebuah hubungan yang terlalu jauh dengan seseorang. Karna aku takut suatu hari nanti akan berpisah.

Berpisah dengan seseorang memang akan aku alami. Aku tahu itu. Karna gak ada manusia yang akan hidup selamanya. Dan selamanya bisa untuk bersamaku. Tapi selama masih dalam dunia ini, kenapa harus ada perpisahan?

Entah kapan aku bisa untuk memanipulasi pikiranku saat aku harus berpisah dengan seseorang.

Sampai kapanpun, perpisahan akan menjadi sesuatu yang menakutkan buatku.

Dan luka itu terlalu dalam untuk bisa lekas sembuh.




















backsound: Bila Kuingat (Lingua)
Bila kuingat senyum manismu
Takkan habis waktu melamun
Bila kuingat canda tawamu
Takkan habis waktu berangan

Ingin kumiliki hari selamanya
Berdua denganmu selamanya
Bukan hanya angan yang kelamaan

Bila kuingat janji manismu
Kutunggu sampai malam meninggalkanku

Semoga bukan angan yang kelamaan

Berandai..... 




(Ngejalanin hari-hari bareng kamu disini sebagai "teman seperjuangan" seperti yang kamu bilang, mungkin akan sangat menyenangkan. Aku mau! Mau banget! Tapi, kamu bakal ninggalin aku tahun depan. Tahun depan! Setahun itu sudah cukup membuatku sangat sangat sangat terbiasa bareng kamu. Lukanya bakal dalem banget, lho! Gimana aku bisa nyari pengganti kamu untuk bisa nemenin aku di 3 tahun sisa masa kuliahku selepas kamu pergi? Gimana dengan perasaanku? Kamu tau itu, kan? Kamu selalu berfikir segala sesuatu yang ada dalam otakku itu terlalu berlebihan, tapi ini yang aku rasakan. bukan sesuatu yang dilebih-lebihkan!)

No comments:

Post a Comment