Tuesday 6 September 2016

Bukannya aku dendam, aku cuma penasaran, aku mau mengerti.

Holla!

Aku udah duduk cantik di kasur dengan muffin untuk dessert setelah makan Cantonese Beef Noodle di kafe sebelah kost.

blueberry muffin yang udah gak berbentuk muffin
Lagu Andira udah bergema di kamar kecilku ini.

Okay, it's a gonna be a very long post! Be ready for it.

Dari tadi malam kepalaku udah mulai penuh dengan banyak hal, mulai dari yang penting sampai yang useless yang ngebuat aku jadi susah tidur. Well mungkin aja susah tidur karena aku marathon YouTube nontonin update kasus sianida, tapi hal-hal yang ngumpul gak keruan di kepalaku ngebuat aku susah buat pejam.

Waktu makan tadi jaringan wifi di kafe agak lemah dan jadilah aku menghayal kesana kemari. Salah satunya hal aneh yang nempel di otakku semaleman itu.

Hal yang setelah bertahun-tahun baru aku aduin ke mama.

Aku ingat waktu itu Kai masih ada, aku masih SMP, Kai sakit dan harus dirawat di rumah sakit umum Tarakan. Seperti tradisi, setiap Kai sakit pasti semua anak dan cucu Kai bakal ngumpul di kamar rumah sakit.

Aku ingat waktu itu Kai sakit lumayan serius, Kai lemes banget dan semua keluarga ngumpul. Aku dan sepupu-sepupu yang lain asyik berselfie ria di extra bed di pojok kamar. Boleh dibilang aku maish terlalu manja dan kekanakan untuk mengerti betapa moment itu kurang cocok untuk aku dan sepupu-sepupuku tertawa dan bercanda berlebihan seperti itu.

Salah satu keluarga mama akhirnya memutuskan untuk membawa aku dan sepupu-sepupuku untuk keluar dan makan malam. Sebutlah dia TeddyBear, malam itu TeddyBear yang menyetir mobil.

So, waktu kita semua udah di parkiran dan bersiap naik ke mobil, aku ingat aku yang paling terakhir naik ke mobil. Waktu itu aku ingat tinggi dan ukuran tubuhku gak setinggi dan sebesar sekarang, aku baru aja berancang-ancang untuk naik ke mobil dengan memegang gagang pintu bagian dalam mobil dan satu kaki sudah di mobil, tiba-tiba aja mobil bergerak dan aku hampir aja terjatuh, Putri Salju (another mom's relative) yang duduk di sebelah TeddyBear setengah berteriak khawatir melihatku.

First of all, I really don't mind it at all, awalnya aku pikir TeddyBear gak liat aku belum benar-benar naik ke mobil. Yang bikin greget waktu TeddyBear teriak "haduuuh lambat banget sih, gimana mau jadi tentara kalau seperti itu.."

Hellooooooo..... yang mau jadi tentara siapa sih?

Waktu sudah sampai di resto, bodohnya Salika, aku gak sengaja numpahin piring nasi. Tebak apa yang TeddyBear bilang! Dia bilang "kenapa itu? ngamuk kah?" dan bukan dengan nada bercanda ataupun menyindir, tapi dengan nada marah. Lagi-lagi aku bisa lihat Putri Salju sedikit 'mengharitkan' atau khawatir dengan aku, tapi dia gak bisa berbuat apa-apa.

Aku gak langsung cerita atau mengadu ke mama dengan keanehan TeddyBear. Baru beberapa bulan kemarin aku cerita ke mama dan mama terkejut dengan betapa kuatnya ingatanku.

Itu bukan kali pertama aku ngebuat mama terkejut dengan cerita dari bertahun-tahun lalu yang masih aku ingat, lengkap dengan detail dan gambaran di otakku. Sebelumnya aku pernah bercerita ke mama kalau aku masih ingat kejadian waktu aku berumur sekitar 4 tahun waktu aku, mama dan papa masih tinggal di Balikpapan. Aku masih ingat semua kenangan indah dan buruk dengan papah waktu aku masih SD.

Bukannya aku dendam. Aku gak marah, aku cuma penasaran.. kadang ada beberapa kejadian yang aku gak ngerti tapi nyata terjadi. Seperti tingkah TeddyBear itu.

Kalau sekarang aku ingat lagi dan aku lihat wajahnya yang semakin menua, gak ada rasa marah sedikit pun, tapi aku coba mengerti mungkin saja dia kesal karena aku terlalu ribut padahal Kai lagi sakit dan dia gak bisa menegurku karena dia segan dengan mama dan papa yang waktu itu juga di ruang yang sama tapi terlalu sibuk mengurus Kai dan meladeni tamu yang menjenguk Kai.

Tapi, kalau aku pikir lagi, senakal-nakalnya keponakan atau adik sepupuku aku gak mungkin untuk bisa sekasar itu ke mereka. Aku mungkin galak, suka ngomel, aku mungkin bukan kakak atau tante yang ramah dan lucu tapi gak sanggup hati rasanya untuk bisa membentak keponakan atau adik sepupu yang masih kecil seperti itu.

"Lika itu nakal..."

"Lika itu nakal, gak bisa dibilangin..."

"Kasian mamanya..."

Ya, aku itu nakal. Nakal, nakal dan nakal. Itu kalimat yang sering aku dengar dari orang sekelilingku. I grew up with it! Tapi anehnya yang ngebuat kalimat itu nempel di otakku bukan dari ucapan mama sendiri, mama gak pernah bilang aku nakal.

Aku akui Lika kecil bukan anak kalem, Lika sering pecahin barang, sering minta banyak hal ke mama.

Well, you can't just fit one perfect child for all the child in the world.

Ini cuma satu dari berjuta hal yang membuat aku penasaran di sepanjang hidupku yang bahkan belum sampe 23 tahun di dunia ini. Bakal ada postingan serupa tapi tak sama dengan tema 'ingatan masa kecilku' seperti postingan ini dalam beberapa waktu ke depan.

Aku harap aku bisa belajar dari keajaiban orang sekitarku dan berusaha tidak melakukan hal yang sama.




Love,
Tante dan Kakak Sepupu Cantikmu, Lika Nebula.


No comments:

Post a Comment