Suatu siang Nabil, mahasiswa yang berasal dari Pakistan itu mengajakku untuk ikut tour ke Port Dickson yang diselenggarakan oleh Photography and Painting Club. Sebuah club untuk mahasiswa di kampus yang tertarik dengan fotografi dan melukis. Aku yang saat itu mahasiswa tahun awal dengan mata kuliah yang masih level ringan langsung mengiyakan ajakan temenku itu.
Aku adalah tipe cewek yang sangat takut mengirimkan sinyal yang salah ke teman cowok, jadilah untuk ikut ajakan Nabil aku bakal mengajak temen lain supaya gak terlihat berduaan banget. Aku mencoba mengajak Angela yang saat itu adalah teman sekamarku tetapi dia ada janji lain dengan temannya dan akhirnya aku mengajak Nickole.
Nickole adalah temanku dari hari pertama kuliah di ADP. Kita punya banyak kesamaan, kita sama-sama jomblo dan sama-sama suka mandangin muka cowok-cowok ganteng dari negara selain Indonesia dan Malaysia.
Keesokan paginya Aku dan Nickole sudah menuju ke kafetaria kampus dan menunggu Nabil yang ternyata masih tidur pagi itu. Aku dan Nickole pun gak tahu pasti jam berapa semua peserta tour harus berkumpul karena tiket tour masih disimpan Nabil. 1 jam kemudian Nabil datang dan langsung mengajak ke depan kampus menunggu bus sekolah tua berwarna kuning itu datang.
Sejam kemudian semua peserta tour sudah tiba di depan kampus dan mulai masuk ke dalam bus. Aku dan Nickole duduk di baris agak belakang bus. Nabil masih sibuk mondar-mandir bersama temannya yang lain yang aku juga tidak terlalu kenal. Tidak lama kemudian bus sekolah itupun mulai berangkat menuju Pantai Port Dickson.
Di tengah perjalanan menuju Port Dickson, mobil berhenti di RnS atau Rest and Service Area untuk sekedar membiarkan peserta tour membeli jajanan di minimarket atau ke toilet. Saat itu Nickole terbangun, dia tidur pulas selama perjalanan. Nickole langsung sibuk untuk menyisir rambutnya yang hitam dan lurus itu. Aku dan Nickole memutuskan untuk tinggal di dalam bus dan menggosipkan tentang beberapa cowok ganteng yang kala ikut gak banyak ikut ini.
Di tengah perjalanan menuju Port Dickson, mobil berhenti di RnS atau Rest and Service Area untuk sekedar membiarkan peserta tour membeli jajanan di minimarket atau ke toilet. Saat itu Nickole terbangun, dia tidur pulas selama perjalanan. Nickole langsung sibuk untuk menyisir rambutnya yang hitam dan lurus itu. Aku dan Nickole memutuskan untuk tinggal di dalam bus dan menggosipkan tentang beberapa cowok ganteng yang kala ikut gak banyak ikut ini.
Ternyata Nabil juga gak turun dari bus, dia berdiri di dekat tempat dudukku dan Nickole, di saat yang bersamaan Nickole pamit hendak ke toilet, di saat itu juga Nabil langsung duduk di sampingku. Nabil mengajakku ngobrol, aku gak tertarik sama sekali dengan Nabil tapi aku menghargai dia yang memberikanku info tentang tour ini, hitung-hitung dia memberikanku ide dimana untuk menghabiskan weekend ku yang biasanya membosankan. Di tengah obrolanku dengan Nabil dia tiba-tiba mencoba memegang tanganku yang secara instan membuatku merinding dan berdoa kepada Tuhan yang maha kuasa untuk mengirimkan Nickole saat itu juga ke dalam bus! Aku gak suka dia! Gelik! Astagfirullah... jelas aku langsung menarik tanganku dan berusaha mencari-cari Nickole dari jendela bus.
Beberapa menit setelah kejadian itu Nickole datang bersama rombongan peserta tour yang lainnya. Betapa bersyukurnya aku waktu itu karna akhirnya Nabil pun pindah ke tempat duduknya. Tak lama setelah itu bus pun melanjutkan perjalanan ke Port Dickson.
Bus pun akhirnya tiba di sebuah pantai bersih dengan air berwarna coklat. Aku dan Nickole turun dari bus mengikuti peserta lain. Nickole langsung menuju ke ruang ganti untuk mengganti baju renang. Aku memang gak berniat untuk renang saat itu dan sengaja gak membawa baju ganti.
Dari jauh aku lihat ada segerombolan cowok, 1 cowok berperawakan besar dan ternyata dia adalah ketua club fotografi dan melukis ini. Acara dimulai dengan beberapa games seru yang aku sangat bersyukur gak pernah berada di group yang sama dengan Nabil.
Ada 1 game yang masih aku ingat sampai sekarang yaitu Finding Treasure yang mana peserta akan dikelompokan secara acak dengan beberapa peserta lain untuk mencari sejumlah barang dan hewan kecil, siapa tercepat mengumpulkan semua yang ada di list tersebut akan menjadi group pemenang.
Kepiting, semut, batu, kulit kerang dan beberapa benda random lainnya ada di dalam list tersebut dan tentu saja aku mencari yang termudah. Semua peserta diberikan waktu 5 menit dan sampailah di menit terakhir kelompokku sudah melengkapi semua benda tersebut dan aku yang ditugaskan untuk melaporkan itu dan membawa kantong plastik berisi benda random termasuk kepiting besar yang masih hidup ke juri. Cowok yang berperawakan tinggi dan besar itu lah yang menjadi juri dan penentu games tersebut. Aku berlari ke arahnya dan aku juga melihat Nabil berlari ke arah cowok itu, aku tahu pasti aku lebih cepat 3 detik dibanding Nabil untuk melaporkan hasil pencarian kelompok kami. Si cowok bertubuh besar itu melihat kami dan tertawa, pada akhirnya dia memilih Nabil sebagai pemenangnya. Kesel!
Setelah beberapa games aku dan Nickole memutuskan untuk duduk di bawah pohon sambil memperhatikan peserta lain dengan bosannya. Dari jauh terlihat si juri menyebalkan itu sedang duduk di atas tikar di tepi pantai dan menyiapkan tempat untuk barbecue-an.
Sebenarnya acara tour ini bukan hanya sekedar acara jalan-jalan tapi juga memberikan kesempatan untuk anggota organisasi Photography and Painting Club ini untuk mengambil foto berlatar belakang pantai.
No comments:
Post a Comment