Covering My Duck Face...
Aku bingung harus ngebuat pembukaan yang seperti apa, yang
jelas dari 4 kata di atas kalian tau apa yang akan aku bicarakan.
Something changed myself!
Aku selalu nyembunyikan apa yang aku rasakan. Mungkin yang
orang lain di sekitarku tahu adalah aku cewek yang ceria, lucu, gila, selalu
tersenyum dan suka ketawa. Yah itulah aku yang kalian lihat..
Tapi semua itu ada lah cover yang nutupin aku yang
sebenarnya.
Apa yang aku rasakan gak akan pernah bisa kalian baca.
Kapan aku sedih, kapan aku marah, kapan aku bete, kapan aku
benar-benar tersenyum, kapan aku benar-benar tertawa dan kapan aku benar-benar
bahagia.
Aku tahu sebenernya menyembunyikan semuanya itu bukan hal
yang baik untuk dilakukan karna yang aku tahu ada sebuah kotak dalam hati manusia
yang bisa menampung segala perasaan yang “ditelan” tapi kotak itu adalah KOTAK.
Kotak yang dinding-dindingnya adalah kekuatan, keiklasan,
ketulusan dan kepercayaan.
Ada kekuatan untuk menahan rasa yang harusnya di keluarkan
dan diungkapkan, ada keiklasan untuk menahan rasa amarah dan memaafkan tanpa di
minta, ada ketulusan untuk melepaskan dan memberikan yang sebenarnya pernah
tertulis dalam tekad untuk tidak akan pernah mau untuk terpisah dan ada
kepercayaan untuk menolak sugesti otak yang berkata “sudahlah, kamu gak bakal
kuat untuk terus bertahan! Aku otakmu, aku tahu seberapa kuat kamu harus
berfikir untuk ini..” dan percaya bahwa diri ini masih kuat.
Tapi kotak tetaplah kotak..
Aku bukan superman yang punya kotak dari baja. Aku hanya
Salika, Salika yang terus berusaha kuat menjaga kotak yang Cuma satu-satunya.
Kotak tetaplah kotak, dia bisa meledak jika isinya sudah
terlalu banyak.
Entah sampai kapan aku terus begini. Menjejal semua yang aku
rasakan tanpa bisa mengeluarkannya.
Aku pikir bagus juga jika aku mengeluarkan apa yang aku
rasakan.
Aku bisa menghadap ke orang yang aku sayang dan aku
berteriak bahwa “aku sayang kamu” atau “kamu tau gak kalo aku sayang kamu? Kamu
tau gimana sakitnya aku saat kamu pergi ninggalin aku? Kamu tau betapa
bahagianya aku saat Tuhan pertemukan aku sama kamu?!” atau “hei kamu kemana aja
sih, aku sayang kamu! Kenapa kamu gak bisa sayang sama aku?! Kenapa kamu gak
bisa ngasih dikit aja tempat dan ruang di hati kamu untuk aku? Sedikit kesempatan
aja!”.
Aku bisa menghadap ke orang yang udah ngebuat aku marah dan
teriak “bangsat kamu!! Anjiiiinnngg!!” atau “kamu pikir Cuma kamu yang punya
perasaan? Kamu pikir Cuma kamu yang mau dimengerti? Kamu pikir Cuma kamu yang
punya hati? AKU JUGA PUNYA HATI, BANGSAT!!!!” atau “hei, aku udah usaha loh jadi
yang terbaik buat kamu, usaha kamu mana?! Sampe kapan aku harus nelan rasa
marahku ke kamu, SETAN?!”
Aku bisa aja bilang “hei, kamu punya salah loh sama aku! Kamu
harus minta maaf, njing! Nda nyadar banget sih! Taik!” tanpa harus menelan rasa
amarah dan berusaha melupakan kesalahan yang udah di lakuin orang itu.
Aku bisa aja bilang “aku gak mau kamu ninggalin aku, aku
belum ketemu pengganti kamu, seandainya sampai terlalu lama aku gak dapat
penggantimu, aku yang akan mengikat kakimu untuk tetap bersamaku” atau “aku gak mau kamu pergi! Aku sendiri, usaha
untuk move on sendiri, dan tanpa kamu aku ngerasa sendiri karna disini aku
sendiri!” atau “ayah.. Lika emang bukan keponakan yang dekat sama ayah, tapi
Lika tau persis ayah itu orang baik. Lika kangen senyum ayah waktu ayah keluar
dari kamar pas lika datang ke rumah ayah” atau “mita.. kamu sahabat yang baik..
kamu lucu. Aku kangen kamu mit.. terlalu cepat kamu ninggalin aku. Aku nyesel
semenjak kita beda jurusan di Smada aku mulai jauh dari kamu. Maafin aku,Mit. Aku
bukan teman yang baik”
Dan yang terakhir,
aku bisa aja bilang.... “bunuh aja aku bunuh!! Aku cape!! Semuanya udah cukup
tertahan!!”
Hahahaha.. untuk yang terakhir tadi bodoh banget! Aku punya
tuhan.. Allah sayang aku..
Apapun yang terjadi, semuanya terjadi untuk pendewasaanku. Allah
mau aku menjadi lebih dewasa.
Tapi kotak tetaplah kotak.
Walaupun aku gak bisa menjadi Superman yang punya kotak
baja, gak masalah..
Aku akan mencoba menjadi SuperHuman : )
My super power is from my God. Allah SWT.
No comments:
Post a Comment