Kemarin dan hari ini ngingetin lagi semua cerita yang
panjang tentang kamu, tentang semua kebodohanku, tentang semua kepolosanku,
tentang semua kesalahan-kesalahan besar yang kulakukan.
Waktu itu kamu datang seperti penyegar buatku. Buatku yang
selalu kesepian, buatku yang terlampau berjarak cukup jauh dengan kekasihku. Kamu
datang memberikan segala kebaikan dan dengan bodohnya aku menganggap itu
sebagai harapan.
Kamu ngisi hari-hari sepiku di sini dengan sangat manis,
membuatku dengan cepat menyukaimu dan melupakan kekasihku. Kamu bisa menjadikan
dirimu di posisi yang sama dengan kekasihku saat itu. Kamu bisa melakukan
segalanya dengan sangat baik.
Semua manis dan kehangatan itu kamu berikan dan akhirnya
membuatku susah untuk membedakan yang baik dan buruk untuk diriku.
Kamu memperdayaiku, kamu menipuku, kamu memanfaatkan
kebodohan dan keluguanku. Masih jelas banget dalam ingatanku dengan mudahnya kamu
membentakku di depan mama, dengan mudahnya kamu berbicara dan membuatku sakit
hati saat kamu ngingetin betapa bodohnya aku.
Tapi tuhan sayang sama aku, Tuhan menyadarkanku.
Sudah lama rasanya aku gak pernah liat muka kamu lagi. Sudah
lama juga rasanya gak ada lagi yang manggil aku Zahra. Aku terlalu sakit hati
dengan semua yang udah kamu lakuin.
Dan setelah beberapa minggu itu akhirnya kamu datang lagi.
Kamu kembali, mengatakan maaf dan penyesalan.
Itu percuma.. tanpa kamu bilang maaf aku juga udah maafin
kamu. Tapi udah cukup semuanya, udah cukup rasa kecewa dan benci itu jadi satu
dan ngebuat aku jadi muak.
Kamu perhatiin gak apa yang berubah? Aku gak pernah mau liat
muka kamu lagi waktu kita lagi ngobrol. Waktu kamu ngomong sama aku ngungkapin
semua maaf dan penyesalan kamu. Muka kamu ngingetin aku lagi dengan semua
kebencian yang aku usahain untuk gak ngeluap lagi. Aku muak.
Dan aku takut.. aku takut perasaan itu ada lagi. Aku gak
akan pernah untuk membiarkan perasaan itu kembali muncul dan membuatku terlena
dan menjadi bodoh lagi seperti sebelumnya. Aku gak akan pernah mau membiarkan
perasaanku kembali menggebu ke kamu dan yang paling penting adalah, aku gak mau
menyakiti kekasih yang ternyata jauh lebih berharga dari kamu. Jauh lebih aku
hormati.
Dia terlalu berharga untuk aku sakiti lagi. Dia terlalu
berharga untuk aku tinggalin lagi. Dia terlalu berharga untuk aku khianatin. Aku terlalu menghormatinya.
Untuk seorang manusia biasa bakal susah sepertinya untuk
memaafkan segala keslahanku yang aku lakukan ke dia, tapi dengan tulusnya dia
memaafkanku dan tetap memepertahanku
sebagai kekasihnya. Hey, kamu harus belajar dari dia!
Betapa bangganya aku memiliki kekasih seperti Okta. Yap! Okta. Dia cowok luar biasa yang bisa menerima
segala kekuranganku dan tetap mau menjagaku, menghargaiku dan tetap berada
disisiku walaupun aku udah sering menyakitinya.
Dia cowok yang luar biasa.. Aku menghormatinya.
Aku gak bakal pernah
mau perasaan ini bakal kembali lagi ke kamu. Kamu hanya teman, dan aku akan
menjadi kurang dari teman yang sebagaimana mestinya teman..
Btw, terimakasih atas segala pelajaran yang kamu tunjukkin. Terimakasih
atas segala pengalaman yang kamu kasih. Terimakasih IMW.