Saat orang melihat status Facebookku atau status BBMku yang
bgitu emosional, mereka pasti berfikir udah terjadi sesuatu yang besar menimpaku
dan begitu mereka menanyakan hal itu ke aku, jawaban yang mereka dapat adalah “gak
apa kok. Everything’s fine, everything’s alright. Just feel a bit labil” dan
mereka langsung berfikir “orang baik-baik aja kok, tapi statusnya heboh”
Itu yang terjadi waktu di apartemen mati lampu. Aku yang
sendiri di kamar cuma ditemenin cahaya dari laptop, ipod dan hp cuma bisa nyari
sesuatu untuk ngalihin pikiran. Saat itu wifi juga otomatis mati dan
satu-satunya yang ada adalah blackberryku tercinta. Disaat aku panik, disaat
aku takut, disaat aku berada dalam kondisi yang gak nyaman selalu aja kebayang
dalam pikiran tentang hal terburuk yang bakal terjadi dan setauku apartemen itu
jarang ada yang mati lampu dan kalaupun mati lampu pasti ada sesuatu yang gak
beres, korsleting misalnya atau kebakaran. Entah ini bisa disebut phobia atau
cuma rasa takut yang lebay tapi itulah yang kurasakan saat di kamar sendiri,
gak ada teman, mau lari ke kamar housemate tapi takut di marahin jadilah aku
meluapkan kepanikan, ketakutan dan ke-alay-anku ke status BBM. Semua teman pada
heboh (baca:males) melihat kepanikanku tentang mati lampu dan mereka makin
narikin alis saat tau mati lampunya cuma 20 menit yang terasa 3 jam buatku. Ini
lah aku, si penakut dengan tensi rasa panik yang bisa naik dengan drastis.
Hal yang sama juga terjadi saat aku meluapkan rasa kangen,
penyesalan, sayang dan cintaku ke papah melalui status facebook saat setelah
aku nelpon dan ngobrol panjang lebar sama papah. Aku menuliskan “Papa, i love you so much!! I wish i can go
back to 7 years ago. You carried me, you gave me kisses, you gave me hugs.. I
will buy that years with all my tears!! Can I?!! :'( After this degree i wanna
spend my time with you, i don't wanna go very far again, before i feel
satisfied to spend my time with you! love you, pa :*” Saat itu aku bener-bener
merasakan tamparan lagi bahwa betapa papaku sangat sangat sangat sayang sama
aku dan ada beberapa hal bodoh yang terjadi selama 7 tahun terakhir dan baru
berakhir di akhir 2011 yang membuatku sangat jauh dari papa (cerita lengkapnya
bakal aku posting nanti) dan di bulan ramadhan ini (sebenernya dari Januari
2012 awalnya) papa bener-bener nunjukin cinta nya ke aku yang sudah sangat
bukan anak kecil lagi. Dan rasa sedih itu meluap menjadi tulisan singkat di
status facebook yang kemudian di tanggapi sama teacher Listening and Speaking
ku yang terganteng, terimut, teristimewa dan unforgetable (Mr.Lee Ling Khai). Teacher
ku itu nanya “Salika, are you all right?
is your dad ok?” melalui private message, dia memang teacher yang sangat
sangat sangat baik dan sangat sangat sangat care sama muridnya (HE IS THE
BEST!!!), dan aku jawab “yes,,
everything's ok alhamdulillah.. i just miss him” karna aku gak mungkin dong
ceritain panjang lebar tentang apa yang sebenernya terjadi dan aku rasain dan
mungkin si teacherku itu langsung mikir: yelaaaaahhh ni bocah, kangen doang
hebohnya kayak apa aja ih!!
Yah inilah aku, Salika yang mudah panik, Salika yang
penakut, Salika si penyedih, Salika si cuek tapi sensitif dan Salika si
penyayang. Maaf bila suatu saat nanti kalian melihat statusku yang terlihat
emosional dan begitu ditanya aku cuma jawab “everything’s OK, everything’s
fine..” itu tandanya aku memang gak bisa membagi apa yang sebenernya kurasa. Biarlah
otak kalian yang menari dan berusaha mencerna apa yang terjadi dari status
facebook atau BBM ku. Yah inilah aku, si pemendam perasaan dan pintar menutupi
yang sebenernya kurasakan.
Good Night, friends..
Love you
No comments:
Post a Comment